Nyatakah candu dalam sajakmu?
sedang aku masih merindu
lewat benturan ombak di jantung karang
lewat untaian gerimis di dada malam
Adakah angkuh syair lagumu?
Sementara engkau kian merayu
lewat garis panjang samudra,
tempat dimana langit dan bumi berjumpa.
Lewat kilau senja
yang mengapung, berarak di angkasa
Telah kau hirup aroma angkuh perasaan
ketika kutitip salam
pada sebuah pulau di ujung lautan.
Lalu mengapakah ragu meraja kalbu,
nyatakah candu dalam setiap sajakmu?
Di sebuah keraguan,
Medan, 9 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar