"Berani mengenal sastra berarti berani berperang dengan kata mewakili raga. Berani merampas rasa lewat bahasa.."

Minggu, 10 Maret 2013

"Selamat Jalan, Saudaraku.."

Terimakasih untuk ketajaman anak matamu,
dan untuk kecuraman egomu.
Terimakasih kepada kelincahan ucapanmu
yang memperdaya sesamamu,
tapi bukan aku..

Rasakanmu melucuti paksa segala prinsip kami..
Kami tertunduk bukan malu,
kami hanya sedang menunggu..
Masihkah engkau memandang dengan cara kami memandang,
adakah kau masih melihat garis batas yang kami lihat?
atau kau sudah buta akibat buntalan pemikiranmu sendiri?

Maka, Ketika yang kau hadirkan hanya luka,
kami kirimkan ketidakpedulian..
Ketika yang kau suguhkan hanya dusta,
kami hadiahkan kebebasan..

Hingga kau merasa puas,
tertawa dengan buih-buih kemunafikan..
Mematikan hidup kami dalam satu hentakan..
Lalu dengan mawar hitam ditanganmu, engkau akan berkata:
"Selamat jalan saudaraku.... Satu hati, satulah darah kita.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar